#45 Puisi Ibu Sedih Kangen Kasih Sayang Ibu Yang Mengharukan
Salah satu puisi yang paling dicari adalah puisi ibu. Banyak orang yang membuat puisi ini dengan berbagai nuansa. Ada yang sedih, ceria, dan menyentuh hati.
Banyak pula para penulis terkenal yg membuat puisi bunda. Seperti WS Rendra, Zawawi Imron, maupun Chairil Anwar.
Semua itu adalah ungkapan kasih sayang pada ibu tercinta.
Di blog ini – pantuncinta2000.blogspot.com – disajikan berbagai puisi. Mulai dari puisi yang singkat, pendek, maupun yang panjang.
Ada yg satu bait, 2, tiga, bahkan 4 bait.
1. Sedih Hatiku Mengenangkanmu, Bunda
Berikut ini adalah puisi bunda murung yg ditulis menggunakan narasi bertenaga. Bacalah & temukan kehebatan di dalamnya.
Sedih Hatiku Mengenangkanmu, Bunda
Dan ketika surya telah turun ke ufuk senja, & cahaya keemasan turun laksana gaun. Maka di sanalah hatiku pedih mengenangkanmu Bunda.
Engkau,
Yang begitu hebat pada berkorban,
Yang menyeka air mata waktu bersedih,
Dan berjuang di setiap keadaan,
Kini telah pulang menurut sisi kami.
Bunda.
Tidakkah engkau lihat kini anakmu telah tumbuh besar misalnya yg Bunda cita-citakan.
Ia telah tumbuh sebagai lelaki pemberani , kuat, dan sekaligus penuh menggunakan afeksi. Dan selalu mengingat setiap nasihat darimu, Bunda.
...Agar senantiasa menolong kepada sesama.
Ketika Gerimis Turun
Ketika gerimis turun,Dan kaki-kakinya menari laksana bidadari,
Maka kenanganku bangkit berdasarkan kepulasan tidurnya.
Kenangan itu mengajaku
Untuk mengingat dan mengenang wajah teduhmu, Ibu.
Aku jangan lupa ketika mini dulu.
Ketika hujan turun pada syahdu,
Kulemparkan pandaganku melalui jendela ini ke kolam mini pada belakang.
Dan di waktu itulah
Engkau tiba dengan senyuman terindah yang pernah kulihat.
Sembari membawa sepiring makanan kecil.
Lalu sembari menyuapi, engkau mengisahkan sebuah dongeng yg aku lupa mengenai apa.
Yang tidak pernah aku lupa
Bahwa betapa bahagianya hatiku ketika itu lantaran aku memiliki bunda sepertimu.
2. Puisi Sedih Lebaran Tanpa Ibu
Ada Yang Kurang Pada Lebaran Tahun Ini
Biasanya rumah iniDipenuhi dengan kehangatan
Ketika seluruh saudara tertua dan saudara termuda berkumpul.
Lantaran kami akan tiba kepadamu
Sembari bercerita ini dan itu
Biasanya pada dapur ini
Aku begitu senang membantumu mak ,
Memasak opor ayam ataupun membuat ketupat.
Tetapi lebaran tahun ini
Rumah ini terasa begitu sunyi walau kami berkumpul misalnya umumnya.
Tanpamu Ibu,
Rumah ini seperti kehilangan ruhnya.
Sunyi. Sepi.
Hanya Doa Untukmu
Hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan.
Ketika kami tiba kepadamu
Dan berkumpul semua keluarga.
Setelah satu bulan berpuasa,
Saatnya hari raya telah tiba.
Hari ini merupakan hari yang paling membahagiakan.
Saat kami sibuk menyiapkan
Baju baru buat dikenakan.
Dan memberikan sebagian
Rezeki yg telah diberikan.
Tapi hari ini,
Segalanya terasa sunyi.
Ada yang kurang menurut kebahagiaan ini.
Ya, waktu engkau sudah pulang meninggalkan kami, semuanya terasa tidak sinkron.
Ibu,
Hanya doa untukmu,
Yang sanggup kami berikan,
Di hari raya ini.
4. Puisi Sedih Kematian Ibu
Pergimu Tiada Kembali
Hari-hari sudah berlalu,
Menjemput usia kita hingga ke ujung.
Seperti bunga;
Ia kuncup, mengembang, lalu layu & jatuh ke Bumi.
Begitu jua dengan usia,
Tak terdapat satupun yg tak pernah mati di dunia.
Kehilanganmu begitu menyedihkan.
Lantaran kamu adalah pintu,
Dari pintu-pintu kebahagiaan yang Tuhan kirimkan.
Pergimu tiada kembali
Hilangmu tiada pernah terganti.
Rindu Pada Segalanya
Ibu
Aku rindu dalam:
tatapan teduhmu
nasehatmu
marahmu,
kasih sayangmu,
Ibu
saya rindu dalam:
Masakan sederhanamu,
Omelanmu ketika saya terlambat,
Keberanianmu membelaku,
Pengorbananmu buat keluarga.
Ibu
Aku rindu padamu,
Rindu pada segala tentangmu.
5. Puisi Sedih Kasih Sayang Ibu
Berikutnya adalah puisi murung tentang afeksi seorang Ibu. Mari kita baca secara seksama.
Jangan Pernah Lepaskan
Hari ini
Angin berdesau menggunakan lembut,
Udara terasa sangat ringan dan segar,
Dan sang matahari menurunkan kehangatan.
Betapa indahnya.
Ketika burung bernyanyi riang,
Berkicau seolah dunia ini merupakan estetika.
Akan tetapi,
Rasanya tak pernah lengkap
Bila tiada mak di sisiku.
Saat Itulah Aku Membutuhkanmu
Saat sakit,
Ibu merupakan orang pertama yg bersedih,
Yang sabar merawat, menjaga, dan memberikan semangat.
Saat saya bersedih,
Ibu merupakan orang pertama yang mengetahuinya,
Meskipun aku menyembunyikan sebisa mungkin.
Dan dia akan memberikan kedamaiannya untukku.
Saat aku bersalah,
Ibu mungkin memarahiku,
Meskipun begitu ia selalu memaafkan.
6. Puisi Sedih Kepergian Ibu Untuk Selamanya
Apa yang sanggup dilakukan seorang anak apabila Ibunya telah pergi? Tidak ada. Kecuali penyesalan dan kesedihan.
Apabila mak sudah pergi, maka tak terdapat lagi kesempatan untuk berbakti, membahagiakan, juga sekedar mengobrol bersamanya.
Kepergian
Selamat jalan Ibu.
Kata-kata mana lagi yang dapat kuucapkan di tengah kesedihan ini.
Kesedihan ini begitu mendalam.
Kepiluan ini begitu menghujam.
Tak ada lagi kesempatan
Untuk mendengarkan perintahmu,
Menuruti keinginanmu.
Hanya sesal
Yang menyesakan dada,
Mengapa dulu saya tak berbakti kepadamu.
Kau Maafkan Diriku?
Bagaikan terkurung
Di dinding karang.
Tiada pintu tiada jalan.
Hanya kesedihan pada hidupku,
Semenjak kamu meninggalkanku.
Hanyalah sesal
Terus membayang.
Mengiringi setiap detak jantungku.
Mengapa dulu ku tak pernah menurutimu.
Agar sebagai anak yang berbakti.
Teringat lagi
Dalam kenanganku.
Saat kau memarahi diriku,
Namun tak jua kusadari salahku.
Berurai air mata pada hadapanku,
Dan sekarang...
..Mak !
Maafkan lah diriku.
Aku yg keliru, aku yang tak mengerti kasih sayangmu.
Maafkanlah diriku,
Maafkanlah anakmu ini.
8. Puisi Kangen Ibu
Di sini
Di kamar ini.
Kutuliskan syair puisi latif.
Untuk kukenangkan.
Sebuah memori
Yang selalu hadir pada pada hati.
Teduhnya
Senyuman manismu.
Tak pernah hilang dalam ingatanku,
Rindu dan selalu rindu,
Sepanjang hayat sepanjang hidupku.