Puisi Kenangan Bersama Ibu Membuat Air Mata Menetes

Puisi bunda merupakan puisi yang sangat mengharukan. Karena kita akan terkenang jasa-jasa dia.

Kita juga akan terkenang dalam kebaikan dan cintanya yg lapang dada.

Puisi kenangan Ibu

1. Semakin Sepi, Semakin Rindu

Ketika sepi menjelang,

Saat jubah malam turun,

Dan bintang-bintang bermunculan,

Maka pada saat itulah terkadang hati ini begitu sepi.

Sepinya begitu menyesakkan,

Dan sunyinya membawa seruling nestapa.

Kucari jawaban

Dari seluruh rasa kesepian.

Dan...

Ibu, engkaulah jawabannya.

Kenangan bersamamu tidak pernah mampu kulupakan.

Kebahagiaan bersamamu

Tak sanggup digantikan.

Engkau yang pergi,

Tak mungkin bisa diganti.

Engkau yg begitu sayang,

Membekas jauh di lubuk hati yang paling dalam.

Maka setiap kali sepi,

Setiap itu jua rindu menyayat hati.

Dua. Ketika Kukenang, Menetes Air Mataku

Usapan hangat

Di punggungku, setiap kali menjelang tidur.

Masih kurasakan

Serasa kasih sayangmu

Mengalir ke semua persada jiwaku.

Kini aku rindukan

Semua tentangmu Ibu.

Suaramu, nasehatmu,

Tatapan kasihmu, murka , & dongengmu.

Ketika kukenang,

Menetes air mataku.

Aku tahu,

Betapa aku rindu.

Tiga. Akankah Kita Bertemu?

Potretmu kutatap lamat-lamat,

Segaris kenangan tiba menggurat.

Bibirku tersenyum,

Saat kepadamu aku teringat.

Ibu,

Engkau dikenal orang yang baik.

Yang sabar, santun, dan berhati sabar.

Meski beribu cobaan tiba,

Engkau hadapi semua ujian.

Meski tiba hinaan,

Tidak kau balas dengan kezaliman.

Engkau terlalu baik.

Sedangkan aku ,

Betapa jauhnya aku berdasarkan sifat-sifat muliamu.

Maka saya bertanya,

Seandainya kelak dipertemukan lagi,

Akankah aku bisa menemuimu?

Mungkin engkau berjalan

Menuju nirwana nan indah,

Sedangkan diriku

Berjalan ke loka yang lain:

Karena dosa-dosaku.

4. Kupuisikan Namamu Dalam Hatiku

Di rumah ini,

Rumah tua loka kita dulu,

Ada kisah mengharu biru.

Di laman ini,

Halaman tempat tinggal nan lapang,

Ada cerita yang tak terlupa.

Di sinilah,

Aku mengerti tentang

Cinta & kasih.

Aku tahu

Bagaimana hangatnya hati,

Kala seorang Ibu memberi.

Ia memberi tanpa mengharap,

Harapannya hanya supaya aku senang .

Itulah mak .

Hanya itulah puisi yang dapat ditulis: puisi untuk ibu tercinta yang tak bisa dilupakan.