45 Puisi Kecewa Untuk Seseorang Yang Tidak Menghargai
Satu hal yang tak pernah hilang pada hayati ini merupakan rasa kecewa. Apalagi rasa itu diberikan oleh seorang yg kita anggap krusial. Kecewa itu semakin dalam.
Bagaimanapun kita punya pilihan. Jatuh ke lembah kecewa atau bangkit menangkap senang .
Kecewa itu memang mudah. Setiap orang pun bisa merasakannya. Bahkan tanpa bersusah payah.
Tapi bila senang , itu tidak sama. Lantaran dia kadang-kadang perlu usaha buat mendapatkannya.
Semakin hebat perjuangan seorang, semakin hebat pula kebahagiaan yang ia dapatkan. Itulah sebabnya saya memilih buat merebut kebahagiaan yang sudah dicuri oleh kekecewaan.
Menerima takdir adalah awalnya. Ikhlas memeluk kekecewa adalah kelanjutannya.
Lalu dalam akhirnya bahagia sebagai penutupnya.
Puisi Kecewa Untuk Seseorang
Kan telah kubilang, puisi ini merupakan puisi kecewa yang kupersembahkan buat seorang. Bukan kamu.
Kamu merupakan sahabatku. Yang mengerti mengenai kebahagiaanku. Memahami kapan aku bahagia kapan saya bahagia. Kapan saya marah kapan saya bersabar.
Untuk seorang yang pernah singgah, lalu pulang entah ke mana. Kutuliskan puisi kecewa ini. Mudah-mudahan kamu membacanya.
Kalaupun tidak bersedia membaca, setidaknya aku telah membicarakan apa yg di pada dada: kecewa.
Sebuah kata yg selalu kuhindari. Bahkan bila mampu, jangan pernah bertemu lagi. Aku lebih senang berjumpa menggunakan kenyamanan, kebahagiaan, & kesejahteraan.
1.1. Aku Memilih Bahagia
Aku memilih bahagia. Melepaskan duka lara. Dan juga menghempaskan kecewa.Apa untungnya bagiku menyimpan kecewa itu? Hanya menciptakan sesak dada. Kamu boleh memandangku sebagai orang yg lemah. Yang tidak membalas kelicikanmu.
Tetapi bagi diriku, melepaskan kecewa ini tanda sebuah kebesaran jiwa.
Aku tidak marah. Hanya saja harus lebih berhati-hati dalam menentukan sahabat setia. Kamu pun boleh bertindak sesukamu. Tapi akupun punya hak yang sama. Bertindak semau diriku.
Kau kira saya kecewa?
Tidak.
Aku hanya sedikit belajar
Bahwa nir seluruh kepercayaan
Pantas diberikan.
Bahwa tidak seluruh orang
Yang dekat kita
Membela.
1.Dua Aku Punya Luka
Ada lara yang kupunya
Yang entah wajib kubagi
Kepada siapa.
Ada sedih yang terasa
Perih sekali di dalam dada
Sebab saya salah sangka
Musuh kusangka teman setia.
Siapa yg merampas
Kenangan indah persahabatan
Siapa yg menghancurkan
Cita-cita kebersamaan?
Mungkin
Bukan kamu.
Tapi egoisme.
1.3. Aku Hanya Rindu
Aku hanya rindu.
Namun aku murka padamu
Lantaran kamu yang memberikannya
Kepadaku.
Aku murka
Kenapa kau sisakan rindu ini
Kau tinggalkan saya
Di sudut yang disana hanya
Bisa diisi oleh dirimu.
Aku di sini kesepian
Kala kenangan menjelma
Meniup-niupkan angin sunyi
Menyuruhku berjuang
Seorang diri.
Otakku menyimpan memori
Antara kamu, saya, & cinta
Juga asa.
Tapi harapanku sudah berganti
Bukan padamu,
Tapi dalam saat.
Esok saya kan terbiasa
Melewati hari tanpamu
Kenangan bersamamu
Hilang pada tumpukan
Kesibukan.
Lalu perlahan
Kau terkubur di masa kemudian.
Masa lalu diriku.
1.4. Puisi Kecewa Untuk Pacar Halalku
Oh, cintaku kekasih hatiku.
Mintalah waktu
Yang lebih poly
Agar kau mampu memberinya
Sedikit untukku.
Apakah kamu terlalu sibuk
Hingga tidak sempat menatap diriku.
Cobalah lihat wajahku
Bukankah kamu umumnya paham
Kapan terdapat rindu yang mendalam.
Kapan aku butuh ketika
Untuk kau dengarkan?
Sebentar saja. Tak pernah lama .
Duduklah di sini
Aku rindu padamu
Bukan kecewa.
Kemarilah kekasihku.
Hilangmu Kemana?
Sudah berkorban, tetapi tak kau anggap. Hadirku bagai bayang-bayang yg tidak bermakna. Tetapi bila aku pulang, kenapa juga kau mencari.
Hari ini aku ingin menulis, tentang puisi kecewa karena tidak dihargai. Apakah lebih baik aku pergi darimu? Menjauh dari dirimu. Mungkin itu lebih baik.
Dua.1. Datangnya Di Tengah Luka
Dia datang pada saat luka
Menghampiriku
Mengobati perih.
Dia datang kepadaku
Dengan membawa sejuta bunga
Mengharumkan jiwaku
Mengembalikan senyumanku.
Dia memetik buah-butir sedih
Satu per satu dari diriku
lalu memenuhi dengan kebahagiaan.
2.Dua. Menjagamu Dari Sakit
Aku hanya ingin menjagamu menurut sakit hati,
dari perasaan nir dihargai.
Tetapi, tidak menurut perempuan lain.
Lantaran sekuat apa aku menjagamu,
sesempurna apa rasanya aku mencintaimu,
nir terdapat yg sanggup aku lakukan
jika telah berhadapan dengan pilihanmu.
Desi P. Lestari
dua.Tiga. Tidak Kembali
Karena saya memahami
Bahwa saya sudah
Melepaskan seseorang
Yang berharga bagiku.
Tapi saya sadar
Bahwa yang sudah pulang
Tidak akan pulang.
2.4. Waktuku Terbuang Sia-sia
Waktuku terbuang
Untuk menunggu
seorang yg
Telah memilih hilang.
Dulu kukira
Semua akan kembali
Baik-baik saja.
Ternyata nir.
Seharusnya dulu
Aku tidak menunggu
Seharusnya dulu
Aku langsung berusaha
Merelakan.
Kecewa Dibohongi Kekasih
Kamu benar,
Tidak baik berharap
Terlalu besar pada seorang.
Jangan-jangan
Suatu hari orang yang kau harap
Justeru yang mematahkan hatimu.
Nanti, walaupun beribu alasan
Dia ungkapkan
Tak mampu lagi buat membenahi hatimu itu.
Tiga.1. Tak Selamanya
Tak selamanya
Yang berdua denganmu
Dia akan selalu bersamamu.
Suatu hari nanti
Bisa jadi beliau orang yang paling kau benci.
Ketika itu
Mungkin engkau baru saja melihat kekurangan, padahal selama ini kau melihat segala kelebihan.
Tiga.Dua. Terimakasih
Aku ingin berterimakasih
Kepada 2 orang.
Pertama,
Pada mereka yang setia
Berteman denganku
Meski aku berteman
Dengan orang yang tidak sukainya.
Kedua,
Kepada mereka yg nir menjauhiku
Setelah mendengar omongan jelek
Dari ekspresi orang lain
Tentang diriku.
3.Tiga. Membohongi
Kadang
Aku mencoba berpikir
Kebohonganmu mungkin baik.
Bisa jadi buat menjaga
Hubungan baik antara kita.
Namun
Entah kenapa
Aku kurang suka .
Lebih baik
Berbicara apa adanya.
Meski
Bisa jadi
Aku murka .
Tapi tidak akan lama .
Tiga.4. Janji Seorang Lelaki
Janji itu harga seseorang lelaki;
Apabila dia ingkar,
Dia melukai 2 hal akbar.
Perempuannya & harga dirinya.
.
.
Aku menulis puisi kecewa bukan karena merasa tak dihargai. Bukan pula mengeluhkan nasibuku dalam kehidupan ini. Sekedar ingin meredam sesaat gejolak amarahku.
Aku pernah memaksa
Agar kamu menjadi milikku.
Hingga aku mengerti
Bahagiamu bukan bersamaku.
Aku baru sadar,
Aku terlalu egois
Memikirkan bahagiaku
Mengorbankan bahagia orang lain.
Jadi
Maafkan saya.
3.5. Tak Cemas
Kau tahu?
Aku tidak lagi cemas
Hati kecewa karena
kau membohongiku.
Lantaran aku pun
Bisa percaya menggunakan ucapanmu
Walau hanya pura-pura
- membohongimu.
Puisi Kecewa Tentang Kehidupan
Aku selalu percaya seorang. Apa yg katakannya, diucapkannya, dan segala sesuatu yang keluar berdasarkan lisannya.
Dunia ini
nir begitu keras.
Nasib ini
tidak begitu pahit.
Hanya saja
aku terlalu terpikat
dalam dunia & isinya.
Hingga saya tersiksa
sang apa yg tidak kudapat.
Terkadang kita tidak butuh orang yang paham diri kita. Yang kita butuhkan merupakan tahu diri kita sendiri.
Dunia ini kadang terlihat nir bersahabat. Akan lebih tidak bersahabat ketika kita tidak memahami diri sendiri.
Bukan mengenai keinginan. Salah kita merupakan nir tahu kebutuhan.
Kamu mendapatkan kesusahan sebab kamu membutuhkan cara buat menjadikan jiwamu bersabar.
Dan hanya menggunakan kesusahan itu kamu bersabar. Esok kamu akan tahu kenapa kesusahan ini mencabikmu.
Bisa jadi kamu sangat membutuhkannya saat menghadapi badai yang lebih akbar. Di ketika itu jiwamu telah bertenaga sekuat batu karang. Tak musnah meskipun dihantam gelombang.
Maka bersyukurlah buat segala kesulitan.
Kenapa Mengejar Bahagia?
Bukan galat kehidupan
Kalau hatiku kecewa.
Ia merupakan salahku
Yang meletakan asa
Jauh di hamparan kehidupan.
Aku yg keliru.
Selalu mengejar-ngejar kebahagiaan
Dan fakta buruknya,
Semakin kukejar semakin menjauh.
Dukaku Adalah Pagar Kehidupan
Aku berduka
Sebab tidak kugapai
Apa yang jadi cita-cita.
Habis pula seluruh energi
Tetapi belum jua kunjung senang .
Lama sekali sedih mengintai
Akupun galau dibuatnya.
Ingin kubuang jauh-jauh,
Tetapi ia semakin merayu.
Kini saya mengerti
Dukaku laksana pagar
Yang menghalangiku menurut global ini.
Ia seolah mempunyai verbal
Yang ingin menyampaikan
?Jauhi global ini.
Tempatmu bukan di sini.!?
Maka waktu hatiku menjauh
Sekaligus menerima diri sendiri
Di situlah
Muncul senang
Walau tanpa diundang.
Jatuh Cinta, Lalu Kecewa
Aku jatuh cinta pada kehidupan. Terpesona oleh kemilaunya. Terjerumus oleh kata-kata manusianya.
Aku tergiur. Untuk menggamit apa yang seharusnya nir kugapai. Mengimpikan apa yang tidak boleh kuangankan.
Di situlah aku memahami kenapa hati kecewa pada kehidupan.
Karena salahku menempatkan harapan. Ia terlalu tinggi. Sehingga aku tidak mungkin menggapainya. Ia terlalu tinggi sebagai akibatnya waktu jatuh, sakitnya terasa sekali.
Padamu aku jatuh cinta
Kutumpahkan asa
Cinta, pengorbanan, dan segalanya.
Kusangka
Ada banyak hal kudapatkan.
Nyatanya,
Yang hanya kecewa.
Apakah Aku Tak Boleh Bahagia?
Seperti burung
Ingin cita rasanya terbang jauh
Meninggalkan dunia ini
Dengan segala keresahannya.
Apakah aku tak boleh bahagia
Mengecap manisnya kehidupan
Merasakan gurihnya tertawa
Sunyi menurut segala yg bernama keresahan?
Aku ingin pulang
Jauh sekali.
Ke tempat yang tidak punya cerita murung .
Aku ingin pulang
Jauh sekali.
Menuju langit biru
Yang membentang jauh.
Menaungi awan gemawan
Melepaskan hujan
Dan melihat bagaimana tanah kering fertile kembali kehijauan.
Impian Dan Harapan
Sudah kukatakan padamu,
Bahwa kau tak boleh begitu.
Nanti kau kecewa
Saat impianmu lenyap seketika.
Belajarlah menurut bunga
Yang mekar dalam waktunya
Meski tak seorangpun tak melihatnya.
Belajar dalam bunga,
Yang layu pada saatnya
Meski poly orang mencintainya.
Sudah kukatakan,
Jangan meletakan asa
Pada insan.
Bekerjalah dalam diam
Sunyikan hatimu dari segala ucapan
Yang keluar berdasarkan lisan manusia.
Jangan meletakan virtual
Pada jantung kehidupan.
Sebab kehidupan ini pasti hancur
Hancur pula impianmu.
Kan, sudah kukatakan?
Kalau kau mampu senang hari ini, bahagialah. Kenapa harus menunggu yang tak pasti? Kenapa merelakan diri disiksa sang sesuatu yg belum ada?
Sebenarnya banyak sekali yang bisa membuat hati kecewa. Mudah sekali kekecewaan menyobek tirai hati yang sudah rapuh. Kita bisa kecewa pada seorang yg tak menghargai pengorbanan. Kecewa pada kehidupan yang tak mau sesuai dengan impian. Bahkan bisa kecewa pada orang tua, seperti ayah kita.
Mari kita lupakan seluruh itu. Mari langkahkan kaki ke tengah-tengah kebahagiaan dalam kehidupan.
Kita bahagia atas kesulitan yg Allah berikan. Yang dengannya terdidik jiwa sebagai jiwa yg sangat tabah.
Kita belajar dari orang yg memberi luka. Yang dengannya kita paham kenapa jiwa wajib besar & lapang.
Kita seharusnya senang pada seorang yg mengecewakan. Yang dengannya kita tahu bahwa tidak semua kebaikan berbalas kebaikan.
Meskipun berat,
Tunaikan tugasmu.
Meskipun sengsara
Bersabarlah atas dunia.
Meskipun kecewa,
Tetaplah memaafkan.
Lantaran dalam akhirnya
Ini bukan tentang kamu dan senang .
Tetapi tentang caramu menyikapi
kamu dapatkan pahalanya
kelak pada hari-hari kekal.
Atau sikapmu
Membuatmu menerima sengsara.
.
.
Kecewa memang selalu ada pada dunia ini. Di kota maupun di desa. Orang kaya maupun miskin. Berpendidikan ataukah nir. Semuanya mengecap kekecewaan.