Contoh Puisi Bebas 4 Bait Tentang Ibu, Alam, Sahabat, Cinta, Pantai, Pedesaan, Kepahlawanan

Contoh puisi bebas ini terdiri 4 bait. Jadi tiap-tiap puisi terdiri berdasarkan 4 bait.

Adapun tema-temanya mampu dibaca di bawah ini:

1. Contoh Puisi Bebas 4 Bait Tentang Ibu Tercinta

Tak Ada Keindahan Seindah Dirimu

Ketika angin berhembus,

Dan sungai mengalir berdasarkan kaki bukit,

Aku melihat estetika tiada terkira,

Bagai dibelai-belai kebahagiaan.

Tetapi...

Semua keindahan ini

Tak ada apa-apanya

Jika dibandingkan kasihmu, Ibu.

Karena setiap belaianmu,

Setiap pengorbanan & ketulusan,

Lebih latif menurut gemericik air,

Lebih halus dari hembusan angin.

Maka pada sini,

Aku mulai mengerti

Bahwa keindahan itu bukan pada luar,

Namun terdapat di dalam hati, seperti dirimu.

Bagaimana Aku Kuatkan Hati

Baiklah,

Aku akan menahan air mataku,

Seperti yang kau pinta padaku,

Meskipun berat jiwaku oleh duka lara

Akupun,

Menguatkan dada

Agar tidak bergemuruh seluruh rasa,

Yang hampir membuncah,

Karena suka cita.

Tetapi,

Bagaimana aku menahankan

Air mata ini ketika rindu mengambang

Di antara diriku dan kenangan.

Ibunda,

Menetes air mataku,

Tak bertenaga rasa hatiku,

Jika wajib mengenangkan

Setiap kebaikan darimu.

Senja Merah Merona

Setiap kali senja,

Dan aku duduk sambil

Menikmati angin bersemilir,

Maka di ketika itu juga,

Ada geranjas senang

Saat kukenang lekat-lekat

Wajah Ibunda.

Bahagia diri karena dianugerahi,

Seorang Ibu yang sangat baik hati,

Yang jiwanya sangat penyayang,

& hidupnya penuh pengorbanan.

Izinkan diri ini

Memberi kebahagiaan,

Walau mungkin hanya setetes

Di antara lautan bahagiamu.

Dua. Puisi 4 Bait Tentang Alam

Bahagia Di Alam Raya

Setiap kali menatap langit-Mu,

Yang membentang latif membiru,

Disertai sapuan awan gemawan,

Lapang pulalah rasa dadaku.

Tiba-tiba berlaksa senang

Memenuhi telaga pada hatiku,

Karena aku tahu Tuhanku Maha Indah.

Hari ini,

Aku merindukan pertemuan dengan-Mu,

Dan esok saya mengharapkan perjumpaan.

Aku memahami, dunia ini begitu latif

Tapi keindahan tak pernah mati hanya pada surga .

Maka ke sanalah jiwaku menuju

Melepaskan diri berdasarkan hiruk pikuk dunia.

Berjiwa Bagaikan Alam

Aku ingin setenang gunung,

Selapang langit,

Setekun sungai,

Seteduh pepohanan.

Lantaran jiwaku menyukai mereka,

Begitu pula jiwa-jiwa lainnya.

Lantaran mereka

Memberikan kenyamanan,

Menghadirkan kelapangan,

Keteduhan dan pedagogi.

Biarlah kunikmati hari ini

Berada di tengah-tengah

Bentangan alam.

Saat Sedih, Di Sini Tempatku

Jika kepedihan hidup

Menghampiri diri,

Melukai hati,

Di sini aku sendiri.

Melepaskan pandanganku

Pada keluasan alam-Mu.

Melepaskan duka laraku,

Di antara deburan ombak-Mu.

Alam ini merupakan ayat-ayat;

Tanda-pertanda betapa Maha Kuasanya Engkau.

Maka kecemasan menghilang,

Lantaran kutahu siapa Tuhan-ku.

Tuhan pemilik alam raya,

Pemilik dunia dan alam baka,

Pencipta diriku dan seluruhnya,

Kepada-Mulah balik segala.

Tiga. Puisi 4 Bait Tentang Cinta, Kalau Dibaca Lucu Sekali

Sajak Cintaku Galau

Kalau hati sedang galau,

Pikiran ini selalu kacau,

Siang malam selalu bingung,

Hidup terasa dirundung perkara.

Karena cinta semuanya berubah,

Memikirkan beliau hingga lelah,

Membalas cintaku beliau tak pernah,

Bagaimana hati nir gelisah.

Ingin cita rasanya cintaku diterima,

Tentu dalam hati akan bahagia,

Merangkai perahu tempat tinggal tangga,

Setia selamanya hingga tua.

Tetapi itu seluruh hanya virtual,

bahagia hanya sebatas angan,

beliau kini telah mendapat pinangan,

besok tentu saya menerima undagan.

Anaknya Cantik, Bapaknya Galak

Cerita cintaku sangat merana,

Jatuh cinta dalam si manis jelita,

Matanya bening sangat menggoda,

Kulit halus laksana sutra.

Kalau tersenyum anggun sekali,

Lebih anggun menurut madu hutan orisinil,

Kalau cemberut lucu sekali,

Tetap cantik bagaikan bidadari.

Sayang sayang bapaknya galak,

Praktis marah & menyalak,

Aku datang malah dibentak,

Untung saja tidak dijitak.

Hati ini jadi gemetar,

Mau menyampaikan jadi gentar,

Lebih baik saya pulang,

Daripada nyawa melayang.

4. Puisi 4 Bait 4 Baris

Ingat-Ingat Umur

Hidup di dunia sementara,

Tak selamanya usia muda,

Akan datang saat senja,

Kulit keriput karena tua.

Akan tumbuh uban pada kepala,

itulah awal menurut tanda,

bahwa kamu mulai renta,

umurmu di dunia tidak akan usang.

Matapun jadi lamur,

Otot-otot pun jadi kendur,

Sebentar lagi habis umur,

Lalu masuk ke liang kubur.

Cepat-cepatlah bertaubat,

Sebelum ajal makin mendekat,

Jangan lupakan amal sholat,

Agar bahagia pada dunia akhirat.

5. Puisi Bebas tiga Bait

Dimana hendak mencari bahagia

Di pantai, gunung, ataukah harta,

Ternyata bukan di luar sana,

Bahagia ada dalam jiwa.

Bahagia merupakan pada sholat,

terdapat dalam waktu sedekah,

terdapat dalam setiap kebaikan,

ada pada setiap kebaikan.

Jangan pernah cari bahagia,

Dengan menumpuk-numpuk harta,

Carilah senang ,

Dengan menumpuk amal kebaikan.

6. Puisi 4 Bait Tentang Sekolah

Di sini saya mencari ilmu,

Kucari dari para guru,

Di sini juga aku banyak bertemu,

Dengan teman & mitra-kawan.

Sekolah ini akan membuat rindu,

Banyak kenangan begitu syahdu,

Kalau jangan lupa tentu pilu,

Banyak cerita yang tidak kulewatkan.

Semua guru membimbingku,

Banyak sahabat senang menghiburku,

Di sekolah tak pernah jemu,

Itulah cerita yg tidak mungkin kulupakan.

7. Puisi 4 Bait Tentang Kepahlawanan

Engkau berperang dengan gagah,

Menghalau perusak dan penjajah,

Walau nyawa menjadi taruhan,

Semua itu tak kau pedulikan.

Asalkan bebas & merdeka,

Anak negeri nir terjajah,

Rela kau berikan nyawa,

Bagai negeri yg tercinta.

Cita-citamu akan kulanjutkan,

Membangun negeri kondusif makmur,

Rakyatnya senang sejahtera,

Tidak kekurangan apapun jua.

Semangatmu akan kuwarisi,

Tekun belajar membentuk negeri,

Menjadi negara terdepan,

Maju berkembang di segala bidang.

8. Puisi 4 Bait Tentang Sahabat

Sahabat,

Engkau adalah

Pohon teduhku,

Sungai gemericikku.

Engkau adalah

Cahaya surya hangatku,

Senja paling indahku,

malam-malam berbintangku.

Engkau adalah

Tokoh primer dalam ceritaku,

Teman setia dalam sedih citaku,

Penyempurna saat-saat bahagiaku.

Terimakasih

Untuk semua yg kau berikan,

Dari tawa, sampai kesetiaan,

Kan kuingat pada sepanjang kenangan.

9. Puisi 4 Bait Tentang Alam Pantai

Semilir angin

Berhembus menerpa wajahku,

Membawa aroma tak terlupakan,

Saat kududuk pada tepi pantai.

Deburan ombak,

Bergemuruh suaranya di indera pendengaran,

Memberikan hati sebuah ketenangan,

Sambil menerawang segala kenanga.

Kulepaskan pandangan,

Laut & langit pada titik pertemuan,

Alangkah luas alam kreasi,

Termenung diriku mengenai Tuhan.

Moga esok bila kumati,

Kumati pada penuh ampunan,

Agar diri menjadi penghuni,

Surga indah yang dijanjikan.

10. Puisi Tentang Alam Pedesaan

Anak kecil bermain-main,

Dengan lumpur di pesawahan,

Tawanya tanggal berderai,

Mewakili hati penuh kebahagiaan.

Sungguh permai alam pedesaan,

Angin berhembus penuh kesejukan,

Udara higienis nir ada kotoran,

Membuat hari-hari begitu nyaman.

Hari ini aku tiba,

Ke desa ini saya pergi,

Setelah lelah seharian,

Hidup di kota sesak menggunakan keramaian.