40 Pantun Kecewa Pada Teman, Sahabat, Suami
Pantun kecewa adalah pantun yang mengungkapkan ketidakpuasan hati terhadap suatu hal.
Misalnya kecewa pada sahabat, teman, suami, istri, termasuk kecewa pada syarat eksklusif.
1. Pantun Kecewa Pada Sahabat
Ikan lele ikan lembat,
Dijual ke pasar pada kota.
Lama sudah kita bersahabat,
Kenapa ada bohong pada antara kita?
Apa sahih tumbuh ilalang,
jika hendak membuat taman.
Apa sahih istilah orang,
Aku tak jarang dibodohin sahabat?
Burung pulang saat petang,
Petang hari redup sang mentari .
Ada teman sering datang,
akan tetapi tiba bila ada maunya.
Jarum patah pada peti,
Gerimis datang terlihat pelangi.
Sungguh sakit rasa hati,
Mengaku sahabat tapi membohongi.
Untuk apa ditanam rapat,
Buah manis dimakan semut.
Untuk apa punya sahabat,
Ternyata musuh dalam selimut.
2. Pantun Kecewa pada Suami
Jalan jauh menuju Jedah,
Kalau dekat hanya pada Kedah.
Dimasakin sudah dicuciin telah,
Tapi kenapa suka murka .
Di Teluk sudah pada minum sudah,
Langit biru kini merah.
Dipeluk telah dicium telah,
Abang tampan jangan murka .
Duduk anteng dekat ventilasi,
Duduk menanti pada hari raya.
Suami ganteng siapa yg punya,
Tentu dia milik saya.
Jangan bermain pada atas jerami,
Cari jarum di pada peti.
Jangan hanya ingin dipahami,
Cobalah jua untuk mengerti.
Tajam lebah punya sengatan,
Badan mini amatlah ringan.
Jadilah suami yg pengertian,
Rajin marah, ah itu sih jangan.
3. Pantun Kecewa Pada Istri
Kain songket tepian berkerut,
Pohon tertiup batangnya doyong.
Diberi sedikit wajah cemberut,
Diberi poly masih monyong.
Emas perak poly sepeti,
Dibuka ternyata isinya duri.
Kucoba buat selalu mengerti,
Tapi kenapa dia tidak tau diri.
Teh hangat cita rasanya cantik,
Tatapan dalam banyak arti.
Jadi istri jangan egois,
Hanya ingin dimengerti.
Kuntum mengembang bunga melati,
Topan tiba bungapun musnah.
Duit sedikit dicemburuti,
Bawa poly tak bersyukur.
Tajam ujung anak panah,
Sangat bangus perhiasannya.
Jadilah istri yang qonaah,
Bahagia menggunakan anugerah-Nya.
4. Pantun Kecewa Hati
Hari lebaran makan ketupat,
Makan ketupat sama opornya.
Kukejar beliau tak dapat-dapat,
Hingga diri dikerja usia.
Bunga melati betapa harumnya,
Jangan tersiram air cuka.
Hati yg luka apa obatnya,
Apa hanya menggunakan air mata.
Kenapa melati harum wanginya,
Harum wangi alangkah sedapnya.
Kenapa hati resah gulana,
Lantaran tidak tercapai asa.
Jalan-jalan ke pulau Jawa,
Dari gunung turun ke rawa.
Jika kecewa hinggap di jiwa,
Masih ada kekuatan do?A.
Kusangka luka terasa perih,
rupanya perut belum kenyang.
Kusangka bunga putih bersih,
Rupanya telah dihinggapi kumbang.
5. Pantun Sakit Hati Karena Sahabat
Dari hulu membawa rakit,
Istirahat mengusir penat.
Kenapa hati terasa sakit,
Karena teman berkhianat.
Pergi kemah bersama-sama,
Bertemu burung suka disapa.
Dulu pernah berjuang beserta,
Sudah sukses kenapa dia lupa.
Daun lebat tumbuh benalu,
Tali terpasang menggunakan paku.
Menjadi sahabat pada masa kemudian,
Kini tidak lagi ingat padaku.
Sawah hijau tumbuh padi,
Kaki berlumpur segera dibasuh.
Di global tak ada yg kekal,
Sahabatpun sanggup menjadi musuh.
Pohon pinang rumput gulma,
Petani membabat ilalang senja.
Ingin kukenang persahabatan lama ,
Ketika sahabat masih setia.
6. Pantun Cinta Ditolak
Kebun terdapat tanah punya,
Yang belum hanya padinya.
Uang punya, rumah punya,
Yang belum tinggal istrinya.
Desa permai banyak sawah,
Angin sejuk selalu terasa.
Wajah tampan, mobilnya mewah,
Dasar nasib masih jomblo aja.
Ke Jogja membeli salak,
Makan baso beli mie ayam.
Sakit hati cinta ditolak,
Ingin gantung diri di pohon bayam.
Ada enaknya punya peta,
Tak takut tersesat jalan-jalan.
Ada enaknya jadi perempuan ,
Boleh menolak setiap lamaran.
Daripada lemari kaca,
Lebih baik kasur berbusa.
Daripada menangis lantaran cinta,
Lebih baik menangis lantaran dosa.
7. Pantun Kehilangan Seseorang
Dari hulu hingga hilir,
naik-naik ke bukit tinggi.
Hati murung air mata mengalir,
Dia yg kucinta telah pergi.
Kalau malam hendak menginap,
ingat persiapannya.
Rasa sedih kadang menyelinap,
Saat mengenang kekasih usang.
8. Kecewa & Patah Hati
Sungguh hening air telaga,
Naik perahu jika menyebrang.
Kurawat kusiram kujaga-jaga
Sudah mekar dipetik orang.
Bagaimana melati tidak merana,
Putiknya layu kembangnya jatuh.
Bagaimana hati tidak kecewa,
Cinta lapang dada dibalas bermain cinta.
Ukiran Jepara benar-benar berseni,
Untuk orang berselera tinggi.
Kusangka cintamu tulus murni,
Uang habis, kenapa kau pulang?
Jalan-jalan ke kota Kendari,
Melihat pasar ayo berhenti.
Lebih baik hayati sendiri,
Daripada hayati selalu sakit hati.
Turun ke rawa naiknya tinggi,
Banyak tumbuh pohon meranti.
Biarlah kecewa biarlah patah hati,
Moga esok dapat pengganti.
Kalau masih sedih dan kecewa, coba deh cari hiburan. Baca pantun yang lucu di sini juga.