50 Pantun PENUTUP Pidato dan Ceramah Dakwah

Irian cenderawasih.

Cukup sekian terimakasih.

Kayu papan bunga setanggi.

Kapan kapan kita sambung lagi.

Pisau arit memotong duri.

Mohon pamit, undur diri.

....

Pidato kadang-kadang mampu berkesan sanggup jua membosankan. Nah supaya pidato kita menaruh kesan, ada baiknya diselipkan menggunakan pantun.

Kumpulan pantun penutup pidato ini adalah kelanjutan berdasarkan pantun assalamu alaikum. Walupun hanya beberapa pantun, Anda sanggup memilihnya. Atau menyesuaikannya dengan keadaan.

1. Pantun Penutup Pidato

Menutup pidato menggunakan pantun akan membuat pendengar terkesan. Apalagi para orator zaman dahulu, mereka tak jarang menutup pidatonya menggunakan pantun.

Maka berikut adalah beberapa contoh saja buat Anda menutup pidato menggunakan pantun.

[1]

Padi habis tinggal jerami,

Bakar dulu hingga bersih.

Rupanya pidatoku sampai di sini,

Cukup sekian terimakasih.

[2]

Kalau ladang banyak hama,

Tak perlu petani untuk berpindah.

Hati masih ingin bersama,

Tapi waktu habislah telah.

[3]

Burung dara cenderawasih,

Cari dulu pada Papua.

Cukup sekian terimakasih,

Moga berguna buat seluruh.

[4]

Jalan-jalan ke kota Mekah,

Ingin sembahyang berlama-lama .

Semoga pidato ini membawa berkah,

Membawa rahmat buat beserta.

[5]

Kalau ada sumur pada ladang,

Boleh aku menumpang mandi.

Kalau terdapat umur yang panjang,

Boleh dong aku pidato lagi.

[6]

Bunga mekar pada perbukitan,

Sawah luas di pedesaan.

Terimakasih buat perhatian,

Mohon maaf buat kesalahan.

[7]

Dari Irian banyak cenderawasih,

Roti mengembang diberi ragi.

Cukup sekian terimakasih,

Moga esok berjumpa lagi.

[8]

Tidur nyenyak di atas ranjang,

Air mengalir di kolam ikan.

Pidato aku memang panjang,

Walau panjang menyenangkan.

[9]

Hari panas sawah membelah,

Hutan rimba loka si rusa.

Maafkan jika ada keliru,

Namanya juga insan.

[10]

Ramai benar-benar pada hari raya,

Sungguh segar air kelapa.

Salam undur berdasarkan saya,

Kapan-kapan moga berjumpa.

Dua. Pantun Penutup Ceramah

Ceramah merupakan jenis pidato yg umumnya digunakan untuk tema keagamaan. Saat ini banyak sekali para ustadz yang menyelingi ceramahnya dengan pantun.

Tentu saja banyak sekali pantun agama yang sangat cocok buat pidato keagamaan. Kadang lucu, kadang penuh nasehat. Berikut ini beberapa model pantun buat epilog ceramah.

[11]

Untuk apa jadi bujang,

Hidup sepi sendiri saja.

Ingin hati ceramah panjang,

Apa daya terdapat acara.

[12]

Mekah sudah, Madinah telah,

Pulang ke kampung urusin empang.

Ceramah telah makan telah,

Perut kenyang pikiran lapang.

[3]

Sudah tua sakit punggung,

Tetangga tewas ikut melayat.

Bukan maksud buat menyinggung,

Saya ceramah sampaikan ayat.

[4]

Anak lulus sudah ujian,

Tinggal tunggu siapa meminang.

Kalau sudah dengar pengajian,

Hati adem pikiran hening.

[5]

Pempek campur cuka,

Makan rujak poly pepaya.

Kalau bapak ibu suka ,

Boleh lah undang saya.

[6]

Mangga harum namanya kueni,

Sayang sedang sakit gigi.

Ceramah aku sampai di sini,

Besok mari ngaji lagi.

[7]

Kalau telah punya gergaji,

Potong kayu jangan dibelah.

Kalau bapak rajin ngaji,

Rajin pula sholat berjamaah.

[8]

Itu lihat bapak hansip,

Sumringah waktu dipuji.

Menuntut ilmu itu harus,

Jangan malas pulang mengaji.

[9]

apabila hari sedang hujan,

Sungai mini selalu bersihkan.

Jika ingin selamat badan,

Perintah Allah yuk laksanakan.

[10]

Sungguh pahit rasa jamunya,

Sudah minum kita makan.

Kalau telah tahu ilmunya,

Mari sama-sama kita amalkan.

3. Pantun Penutup Presentasi

Ingin presentasi Anda memukau dan berkesan? Salah satu caranya menggunakan membukanya dengan pantun & menutupnya juga menggunakan pantun.

Kami buatkan 10 bait pantun buat penutup presentasi.

[11]

Ada ikan terdapat mangga,

Sudah dimasak eksklusif makan.

Cukup sekian menurut saya,

Kalau bertanya, silakan.

[12]

Lebah tiba suka menyengat,

Badan letih hingga berkeringat.

Jangan bubar jangan minggat,

Mungkin Anda ada yang minat.

[13]

Jangan terlalu kejar global,

Hidup ini bersantai saja.

Jika ada yg mau bertanya,

Saya persilakan kini saja.

[14]

Angin berhembus berkelana,

Hujan indah rintik-rintiknya.

Tidak ada yg sempurna,

Mohon saran & kritiknya.

[15]

Tanam bunga tanam kubis,

Tanam jua flora lada.

Bukan lantaran materi habis,

Tapi ketika telah tak terdapat.

[16]

Batu pecah dibenturkan,

Rusak bunga di tengah taman.

Terimakasih kami haturkan,

Untuk semua teman-teman.

[17]

Bunga melati pada pekarangan,

Tumbuh cepat segera akbar.

Saya masih poly kekurangan,

Maklum masih termin belajar.

[18]

Kalau ada sumur pada ladang,

Airnya segar buat mandi.

Kalau terdapat umur yang panjang,

Boleh saya presentasi lagi.

[19]

Indah bunga di tengah taman,

Duduk kalem makan ketan.

Sampai jumpa teman-teman,

Sampai jumpa di lain kesempatan.

[20]

Badan gemuk banyak lemak,

Kalau lebaran buat ketupat.

Terimakasih telah menyimak,

Moga presentasi bawa manfaat.

4. Pantun Penutup Dakwah

Berikutnya adalah pantun sebagai penutup dakwah. Pantun ini tentunya kombinasi dari pantun lucu dan pantun nasehat tentang kesehatan. Ini dia bait-bait pantunnya.

[21]

Irian cenderawasih,

Anak monyet sakit gigi.

Cukup sekian terimakasih,

Jangan lupa undang aku lagi.

[22]

Kalau telah minum jamu,

Akan sehat semua badan.

Kalau sudah banyak ilmu,

Jangan lupa diamalkan.

[23]

Anak ayam pada pinggir kali,

Mencari makan pagi-pagi.

Sekarang yang ngaji banyak sekali,

semoga sholat subuh tak telat lagi.

[24]

Kalau ingin pulang ke Turki,

Harus banyak nabung duit.

Kalau ingin poly rezeki,

Banyak sedekah jangan pelit.

[25]

Kelopak bunga amat higienis,

Bunga merambat sangat tinggi.

Ibu Bapak terimakasih,

Assalamu alaikum aku pulang.

[26]

Sungguh gagah raja Malaya,

Dari Malaka ke neger Campa.

Sampai di sini ceramah saya,

Wassalamu alaikum sampai jumpa.

[27]

Kalau ada sumur pada ladang,

Boleh kita menumpang mandi.

Kalau ceramah aku kurang panjang,

Boleh Anda mengundang lagi.

[28]

Duduk kalem di waktu petang,

Taman indah airnya memancar.

Kepada hadirin yang datang,

moga rezekinya makin lancar.

[29]

Bukan lebah bukan sigung,

Mungkin kancil bukan lutung.

Jangan murka jangan tersinggung,

Ini ceramah bukan manggung.

[30]

Ambil pisau buka ketupat,

Sayur lodeh boleh campurkan.

Kalau ada ilmu pada dapat,

Mohon buat diamalkan.

Lima. Pantun Penutup Pidato Sekolah

Salah satu pengalaman berharga di sekolah artinya pidato. Baik pidato pada depan kelas, maupun di lapangan buat program-acara eksklusif. Baik pidato sang pengajar juga siswa.

Sebagai bumbu pada pidato, Anda bisa menciptakan pantun pembuka pidato maupun pantun

[31]

Kalau ada sumur pada ladang,

Boleh kita menumpang mandi.

Kalau Anda ingin pergi,

Pidato saya sementara waktu lagi.

[32]

Berakit-rakit ke hulu,

Berenang-renang ke tepian.

Anak-anak jangan bubar dulu,

Sudah ini kita kebersihan.

[33]

Untuk apa membuat tato,

Dosa besar mampu terkutuk.

Kalau saya sedang pidato,

Tolong jangan suka mengantuk.

[34]

Petik mangga dapat 5,

Cuci dulu supaya higienis.

Pidato aku tidak lama ,

Cukup sekian terimakasih.

[35]

Sungguh latif pulau Jawa,

Singapura kotanya rapih.

Moga manfaat buat semua,

Saya undur terimakasih.

6. Pantun Pidato Assalamu Alaikum

Update besok ya... Sekarang mau mandi dulu.

[mandinya udah selesai]

Oke, sekarang kita lanjut lagi.

[36]

Panjang ekor ikan pari,

Ikan menyelam ke kembali batu.

Mohon pamit undur diri,

Was salamu ?Alaikum wr wb.

[38]

Ikan emas pada kolam,

Perahu akbar hendak berlabuh.

Penutup pidato menggunakan salam,

Asslmu alaikum warohmatullah.

[39]

Awas pisau menciptakan luka,

Kalau luka susah obatnya.

Assalamu alaikum pidato dibuka,

Mohon jawab menggunakan sempurna.

[40]

Laut luas amat pada,

Ikan paus pandai menyelam.

Dari lubuk hati yg paling pada,

Kan kubuka pidato menggunakan salam.

7. Pantun Penutup Pidato Tentang Sabar

Sekarang ayo kita lihat lagi pantun epilog pidato yg diiringi menggunakan kesabaran.

[41]

Hujan turun kebun basah,

Sangat latif tanduk rusa.

Sabar itu memang susah,

Belajarnya sepanjang masa.

[42]

Ular panjang pintar berkelit,

Meliuk-liuk seperti keris.

Bersabar memang terasa getir,

Tapi buahnya sangat manis.

[43]

Dari sawah membawa gabah,

Pakai baju motifnya batik.

Sabarkan hati menghadapi musibah,

Kan diganti dengan yang lebih baik.

[44]

Sangat cantik madu lebah,

Madunya bening tidak keruh.

Orang sabar berhati tabah,

Hidupnya damai, jiwanya teduh.

[45]

Lada pedas tambah ketumbar,

Dipetik sang anak kembar.

Marilah berlatih buat sabar,

Agar jiwa terasa lebar.

[46]

Sudah tua gampang pikun,

Daun bidara tujuh lbr.

Kunci sukses itu tekun,

Kunci kuat itu tabah.

[47]

Besok ramai sunatan masal,

Juragan ikan hendak berlayar.

Jangan murka jangan menyesal,

Jadilah hamba yg penyabar.

[48]

Ikan emas senang berenang,

Dari sungai sampai telaga.

Orang tabah selalu damai

Hidupnya gampang penuh senang .

[49]

Duduk anggun di atas tikar,

Naik ke atas pakai tangga.

Sabar sabar selalu sabar,

Itulah jalan menuju nirwana.

[50]

Bunga mawar bunga selasih,

Air cantik sekarang hambar.

Cukup sekian terimakasih,

Jangan lupa selalu bersabar.

.

.

.

Duh, akhirnya terselesaikan jua. Padahal udah malam. Saya mau istirahat dulu. Kalau masih mau baca, masih poly pantun pada bawah ini.