20 Pantun Kau Selalu Di Hatiku
Kalau ingat pantun tentang cinta, ya ingat blog ini. Banyak sekali pantun cintanya.
Termasuk yang akan kita buat hari ini
Pantunnya tentang si beliau yang selalu pada hati.
Pantun Aku Jatuh Cinta Padamu
Entah lintah entah bukan,
Dari sawah naik ke taman.
Entah cinta entah bukan,
Selalu teringat padamu sahabat.
Apakah ini namanya onta,
Dari gurun berjalan jauh.
Apa ini namanya jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu
Asah dulu sebilah belati,
Untuk merogoh daun jamu.
Aneh sekali rasa di hati,
Dag dig dug jikalau bertemu.
Dalam tubuh banyak saraf,
Dari kaki hingga ke mata.
Kuucap maaf beribu maaf
Kepadamu saya jatuh cinta
Tak ingin batu bata,
Hanya merah padanya.
Tak ingin jatuh cinta,
Apa daya begitu adanya
Pantun Kenapa Kau Selalu di Hatiku?
Raja negeri selalu dijamu,Naik kereta menggunakan penghulu.
Semenjak pertama kali bertemu,
Ada rasa di pada qolbu.
Putri tidur pada kelambu,
Gubuk kecil di atas batu.
Aku ingin bertemu engkau ,
Selalu & selalu begitu.
Surya terangi seisi dunia,
Istana latif milik oleh ratu.
Ingin sekali aku bertanya,
Kenapa kau selalu pada hatiku?
Bunga mawar mulai tumbuh,
Sangat subur dekat randu.
Pergilah engkau jauh-jauh,
Jangan menyiksaku dengan rindu.
Mangga gedong mangga kueni,
Ada sepeti menurut desa.
Biar kusimpan rasa cinta ini,
Biarlah pudar di lubuk sana.
Datanglah Melamar apabila Cintamu Benar
Satu titik 2 koma,
Di atas kertas tertulis pena
Jangan menunggu usang-usang,
Aku pada sini masih setia.
Bunga hutan kantong semar,
Hendak dikirim ke pulau Jawa.
Datanglah ke rumah buat melamar,
Kan kuterima sepenuh jiwa.
Sungguh latif burung camar,
Di atas perahu berbinar-binar.
Datanglah untuk melamar,
Jika cintamu memang sahih
Kaum fakir meminta-minta,
Anak sapi membawa genta.
Kamu cinta akupun cinta,
Sayang bila tidak memadu cinta.
Pohon tinggi pohon pinang,
Hendak ditebang jadi mainan.
Bulan depan datanglah meminang,
Duduk berdua di pelaminan.
Menikah itu Sangat Indah
Sangat halus kain satin,
Kain usang anggota kerajaan.
Betapa latif jadi pengantin,
Cinta usang jadi fenomena
Ikan mini bermain di kali,
Ikan kecil namanya teri.
Senyum-senyum manis sekali,
Jadi pengantin laksana putri.
Bahagia dunia itu semu,
Hendak tercatat pada buku.
Kalau berdua dengan engkau ,
Tentu bahagia sekujur tubuhku.
Usia global tiada lama ,
Singgah di sini sementara waktu saja.
Menikah itu setengah agama,
Agar hidup makin paripurna.