33 Pantun Ucapan Selamat Bulan Ramadhan dan CORONA
Inilah bulan penuh berkah. Bulan yang pada dalamnya masih ada banyak kebaikan.
Ibadah sunnah pahalanya seperti wajib . Dan ibadah harus, pahalanya dilipatgandakan.
Update 2020
.
Update Pantun Ramadhan pada Tengah Wabah Corona
Pantun Puasa Saat Corona
Sayur kentang di musim hujan,gubuk mini dari papan.
Selamat datang bulan Ramadhan
moga berkah dalam kehidupan.
Daun pandan dalam rantang
hendak dibawa ke atas gunung.
Bulan ramadhan sudah tiba
saatnya buat poly merenung.
Anak Belanda pakai celana,
hendak main burung dara.
Dunia dilanda sang corona
moga corona usai segera.
Sungguh latif bunga lembah,
tempat bermain anak rusa.
Tiada pernah tiba wabah
kecuali manusia poly dosa.
Paling lezat soto babat,
campur dengan buah tomat.
Mari kita segera taubat
agar dunia akhirat selamat.
Buah naga dibungkus pita,
kirim ke kota esok lusa.
Tetap jaga kesehatan kita
permanen di rumah senantiasa.
Pohon kina jati belanda,
beli ikan air berbusa.
Walau corona melanda,
jangan tinggalkan syariat puasa.
Langit gelap terdengar guntur,
Makan nasi pada depan lepau.
Dengan puasa semoga luntur
segala dosa pada masa lampau.
Dari laut ubur-ubur,
ubur-ubur pada atas papan.
Awas jangan telat sahur
apalagi sahur jam delapan.
Sebelumnya kita sudah membuat pantun yang lengkap.Ada pada judul Pantun Bulan Ramadhan.
Namun sekarang kita buat lagi pantun spesifik pantun ucapan selamat Ramadhan.
1. Pantun Ucapan Selamat Datang
2. Pantun Terbaik Bulan Ramadhan
3. Pantun Mutiara Hikmah Ramadhan
4. Pantun Untuk Kawan Di Kampung
5. Pantun Buat Yang Ngga Puasa
6. Pantun Kocak Bulan Ramadhan
7. Pantun Penutup Bulan Ramadhan
[1]
Pak tani sedang menanam kentang,
Anak mini bermain benang.
Bulan ramadhan sudah tiba,
Semua muslim merasa senang .
[2]
Burung tertangkap baik dilepaskan,
Biar terbang menuju awan.
Selamat berpuasa kami ucapkan,
Untuk teman dan mitra-kawan.
[3]
Jalan-jalan ke Tanah Guci,
Kaki berdarah terkena duri.
Ramadhan adalah bulan suci,
Jangan abaikan maksiat mengotori.
[4]
Buah manggis anggun cita rasanya,
Minum air botol aqua.
Berpuasa sebulan lamanya,
Agar menjadi orang bertakwa.
[5]
Anak kecil memandang rusa,
Air jernih pada telaga.
Karena Allah kita puasa,
Menahan lapar & dahaga.
[6]
Air turun indikasi hujan,
Turun ke ladang dan ke rawa.
Apabila sedang menunggu ketika adzan,
Perbanyak dzikir & berdoa.
[7]
Menimba air berdasarkan sumur,
Sumur zam-zam terdapat di Mekah.
Jangan lupa makan sahur,
Di dalamnya poly berkah.
[8]
Larangan Allah jangan dilanggar,
Kalau dilanggar terancam neraka.
Apabila adzan maghrib terdengar,
Segerakanlah buat berbuka.
[9]
Kancil main menggunakan kura-kura,
Kakinya sakit menginjak bara.
Pergi taraweh bersama saudara,
Hati senang jiwa gembira.
[10]
Sudah merah rona tomat,
Api tungku terasa hangat.
Bulan ramadhan bulan rahmat,
Banyak ibadah buat akhirat.
[11]
Kampung Ciraos dijaga hansip,
Pak Kemed jadi komandan.
Bulan ramadhan jangan bergosip,
Lebih baik membaca Al Quran.
[12]
Ayah Nabi namanya Abdullah,
Kota Madinah amat permai.
Haus & lapar lantaran Allah,
Membuat jiwa merasa hening.
[13]
Masa berlalu berganti zaman,
Bunga latif di tengah taman.
Jika pada hati penuh iman,
Dengan puasa terasa nyaman.
[14]
Panjang galah hanya sehasta,
Pergi ke kota esok lusa.
Jaga verbal jangan berdusta,
Agar puasa tak sia-sia.
[15]
Jalan-jalan ke tanah Lampung,
Anak mini berlarian.
Bagaimana informasi kawan pada kampung?
Ramadhan pada sini bersendirian.
[16]
Kota Milan kota Roma,
Lebih indah kota pada Jawa.
Ingat saat taraweh bersama,
Rasa damai di pada jiwa.
[17]
Buah kelapa tinggi pohonnya,
Kelapa muda segar cita rasanya.
Buka bersama seadanya,
Tapi nikmat luar biasa.
[19]
Mahkota indah milik raja,
Pangeran kecil minum susu.
Hidup pada global sementara waktu saja,
Jangan hanya berdasarkan nafsu.
[20]
Harum aroma bunga melati,
Dipakai sang para penari.
Sebentar atau lama pasti mati,
Puasa sebagai bekal bagi diri.
[21]
Harga beras sedang murah,
Pergi ke pasar uang dibawa.
Allah berikan banyak sekali pemberian ,
Mari bersyukur dengan bertakwa.
[22]
Pulang kampung naik kereta,
Berjejal penuh para penumpangnya.
Dengan puasa kita menderita,
Tapi diujungnya berbahagia.
[23]
Ayam jantan jangan dikurung,
Takut terdapat orang nyolong.
Pergi taraweh pake sarung,
Lupa sarung sudah bolong.
[24]
Langit biru laut biru,
Belang-belang macan tutul.
Sholat taraweh buru-buru,
Bokong orang kena sundul.
[25]
Ada rusa jangan heran,
Wajah lugu jangan melongo.
Tiga kali puasa tiga kali lebaran,
Dari dulu masih jomblo.
[26]
Anak kecil menjual koran,
Uang digunakan buat iuran.
Deg-degan dekat lebaran,
Takut ada yg bikin lamaran.
[27]
Dulu tenggiri sekarang selasih.
Dulu sendiri sekarang masih.
[28]
Baca koran sembari nginang.
Habis lebaran saya meminang.
[29]
Buah duku berbutir-buah,
Masih lezat butir kelikir.
Sebelum ramadhan berakhir,
Mari i?Tikaf, merenung, dan berfikir.
[30]
Jalan-jalan naik bis,
Beli mangga mangga kueni.
Bulan puasa akan habis,
Sedih hati masih begini.
[31]
Sangat tinggi puncak bukit,
Banyak semak yg berduri.
Ibadah diri masih sedikit,
Dosa menumpuk setiap hari.
[32]
Kuda berlari kancil berjalan,
Hujan turun bersama taufan.
Kepadamu handai taulan,
Aku memohon kemaafan.
[33]
Puteri manis suka berdandan,
Sore hari duduk di dipan.
Cukup sekian pantun ramadhan,
Moga berjumpa lagi tahun depan.