5 Puisi Bubarnya Agama Viral Di Kala Coronavirus

Terkait menggunakan virus corona, seseorang blogger menulis sebuah puisi dengan judul bubarnya agama. Meskipun sebenarnya agama tidaklah bubar.

Apa yg dilakukan di Kota Suci Mekah adalah petunjuk dan sunnah Nabi.

Tapi yuk kita perhatikan dahulu puisi tadi.

BUBARNYA AGAMA

Makkah sepi

Madinah sunyi

Kakbah dipagari

Masjid tutup

Jamaah bubar

Jumat batal

Umrah pada stop

Haji tidak pasti

Lafadz adzan berubah

Salaman dihindari

Corona datang

Seolah-olah membawa pesan

Ritual itu rapuh!

Ketika Corona datang

Engkau dipaksa mencari Tuhan

Bukan di tembok Kakbah

Bukan di dalam masjid

Bukan di mimbar khutbah

Bukan dalam thawaf

Bukan pada panggilan azan

Bukan pada shalat jamaah

Bukan dengan jabat tangan

Melainkan,

Pada keterisolasianmu

Pada mulutmu yg terkunci

Pada hakikat yg tersembunyi

Corona mengajarimu,

Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian

Tuhan itu bukan (melulu) dalam syariat

Tuhan itu terdapat dalam jalan keterputusanmu

Dengan global yang berpenyakit

Corona memurnikan agama

Bahwa tidak terdapat yg boleh tersisa

Kecuali Tuhan itu sendiri!

Temukan Dia

___________________

Said Muniruddin

Banda Aceh, 16 Maret 2020

Lockdown dan penutupan tempat ibadah dalam Islam memang sudah diperintahkan manakala terjadi hal-hal yang membahayakan umat.

Islam adalah agama yang sangat rasional. Bukan hanya mencari karena syar'iyyah, mencari karena kauniyah merupakan kewajiban.

Justru jika pada tengah endemi seorang nir boleh membahayakan orang lain. Salah satu caranya merupakan menggunakan mengisolasi.

?Jika kalian mendengar wabah terjadi pada suatu daerah, janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi pada tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan loka itu? (HR. Al-Bukhari).

Sunnah Di Tengah Wabah

Nabi kita telah berwasiat

buat mencari selamat

ketika wabah melanda

tetap pegang teguh sunnahnya.

Jangan masuki daerah endemi

agar bencana nir melebar

jangan tinggalkan daerah endemi

agar penyakit tidak beredar.

Ka'bah sudah ditutup

Madinah dibatasi

adzan menyeru fii rihaalikum

supaya umat nir binasa.

Tuhan memang turunkan ujian

sebagai rahmat bagi yg beriman

bersihkan segala dosa

belum relatif dengan taubat.

Dimana ada zina

di sana muncul segala endemi

sebagai karena dosa insan

yang berimanpun terkena dampaknya.

?Tidaklah nampak perbuatan keji (zina) di suatu kaum, sebagai akibatnya dilakukan secara jelas-terangan kecuali akan beredar di tengah-tengah mereka tha?Un (wabah) & penyakit-penyakit yg tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya.? [HR. Ibnu Majah, lihat ash-Shahihah no. 106]

Ampuni Kami

Ampuni kami

yang bahagia bergaduh

menyimpan bermacam residu

residu dan bekas waktu pemilu.

Ampuni kami

yang tidak kunjung manunggal

sesama anak insan

malah menghina dalam sesama.

Ampuni kami

yg masih menuduh sana sini

pada tengah bala bencana

masih sempat saling menghina.

Kalaulah karena corona

bersatu anak bangsa

saling memaafkan dalam sesama

saling menjaga kerabat saudara

mungkin, itu yang kami perlukan untuk melupakan luka.

Barulah Mengerti

Kami sudah melupakan

masjid-masjid, sampai sepi.

Hanya orang tua

yg setia mengisi.

Kami sudah melupakan

segala bimbingan Tuhan

Hanya waktu tiba ujian

tersadar kami berdasarkan buaian.

Kami begitu semangat

mengejar global lupakan akhirat

Seolah global ini kekal

seolah usia tidak akan mati.

Barulah kami mengerti

saat Engkau kirimkan

makhluk kecil tidak kelihatan

membawa sejumput pesan.

Moga kami pulang tunduk

jiwa raga ikhlas bersujud

supaya tersadar di dunia

tiada menyesal di alam sana.