14 Puisi Ramadhan dan Corona: Singkat, Sedih, Menyentuh Hati
Puisi Ramadhan & Corona: Singkat, Sedih, Menyentuh Hati
Telah usang kita menunggu bulan Ramadhan. Mengenang pulang Kerinduan & kesyahduan.
Kita beribadah bersama keluarga, rakyat, tetangga, Negara, Bahkan bersama orang-orang sedunia.
Namun Ramadhan tahun ini agak tidak sinkron. Di tengah melandanya virus Corona. Kita nir lagi sanggup beserta-sama berbuka, di masjid misalnya umumnya.
Akan namun kita beribadah di tempat tinggal masing-masing. Buka bersama keluarga, shalat tarawih pada rumah saja, begitu tadarus & kegiatan-aktivitas lainnya.
Kita akan selalu mengenang Ramadhan pada tahun ini. Sebab insan yang umumnya keluar tempat tinggal berjalan jalan, kini mereka wajib tinggal di rumah masing-masing.
Puisi Ramadhan Yang Kurindu
Lama sudah aku menunggu
Suasana Ramadhan yg begitu syahdu
Mendekatkan diri pada rabbul Izzati
Sepanjang siang sepanjang hari.
Bila magrib sudah tiba
Dan adzan sudah berkumandang
Di sanalah nikmat mulai terasa
Seteguk air hilangkan dahaga.
Bersama-sama buka puasa
Bersama handai taulan dan keluarga
Segenap jiwa merasa senang
Atas nikmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tarawih Tadarus
Di surau yang kecil ituKetika masa kanak-kanak dahulu
Di sana lah kami belajar
Shalat Tarawih pada bulan Ramadhan.
Surau mini begitu ramai
Berkumpul semua tetangga
Shalat tarawih berjamaah
Rasa hati begitu tenang.
Jika tarawih telah selesai
Berkumpul kami merogoh Alquran
Duduk kami melantunkan
satu juz hingga usai.
Itulah kenangan dahulu
Di surau mini penuh kenangan
Diterangi oleh lampu
Lampu minyak cahaya Temaram.
Puisi Ramadhan Di Kampung
Jika Ramadhan tiba
Meneteskan air mata
Semua orang bergembira
Menyambut ibadah puasa.
Orang sekampung berbahagia
Masjid-masjid higienis seluruh
Demi menyambut tamu mulia
Bulan Ramadhan yg penuh berkah.
Ramai masjid dan mushola
Berkumpul ramai anak belia
Datang lebih awal orang orang tua
Untuk menikmati ibadah bulan puasa.
Dari tempat tinggal terdengar lantunan
Orang-orang yg membaca Alquran
Seluruh kampung menerima keberkahan
Dengan datangnya Bulan Ramadhan.
Puisi Bulan Ramadhan & Corona
Ramadhan & Corona
Tahun ini tahun yg tidak selaras
Walau Ramadhan telah tiba
Semua lantaran virus Corona
Yang sedang melanda seantero global.
Masjid-masjid lebih sepi
Orang-orang mengurung diri
Beribadah di pada tempat tinggal
Agar korona nir beredar ke mana-mana.
Mari kita berdiam diri
Jangan asal-asalan pulang pulang
Sebab corona sanggup menyakiti
Siapa saja pada negeri ini.
Banyak Berdoa Di Bulan Ramadhan
Jangan tinggalkan puasa Ramadhan
Walaupun apa yang terjadi
Ini adalah kesempatan
Untuk kita perbaiki diri.
Tinggalkan segala maksiat
Jangan pernah diteruskan
Supaya jangan kita tersesat
Buka lbr dosa terjerumuskan.
Walau poly salah dan dosa
Datanglah kita kepada-Nya
Memohon ampunan
Dari segala kesalahan
Banyak-poly kita berdoa
Untuk dunia dan akhirat kita
Semoga kita diberi kemudahan
dalam ibadah & kehidupan.
Puisi Larangan Mudik
Pemerintah sudah menetapkan bahwa dalam tahun ini rakyat tidak boleh pulang kampung. Terutama mereka yg tinggal di Jakarta & sekitarnya, seperti: Bekasi, Depok, Bogor.
Hal tersebut bertujuan agar mata rantai virus korona bisa diputus. Tentunya embargo ini adalah sesuatu yang menyedihkan.
Karena sebagian kita tidak sanggup berkumpul lagi menggunakan famili yang ada pada kampung.
.
.
Tak Bisa Pulang Kampung
Gagal telah semua rencana
Pulang kampung di bulan puasa
Untuk menemui orang tua
Memberi hadiah kepada saudara-saudara.
Sedih pada hati mulai terasa
Menitik jua air mata
Dengan saudara tak sanggup bersua
Padahal rindu menggebu pada dalam dada.
Kalau pergi kampung dipaksakan
Akan beredar virus corona
Mata rantai tak terputuskan
Pandemic Corona tak sudah-sudah.
Jangan Mudik
Saudara-saudaraku yg pada rantau
Tentu kamu dilanda rindu
Pada suasana desa
Kampung loka lahirmu.
Kami pula sudah rindu
Lama cita rasanya tidak bertemu
Tapi tahan lada terlebih dahulu
Sebab korona belum berlalu.
Kalau aturan tidak diindahkan
Virus Corona makin tersebar
Sudah poly kematian
Harap engkau menentukan tabah.
Jangan engkau pulang kampung dahulu
Sebelum virus Corona berlalu
Begitulah cara kita menjaga
Orang-orang yang kita cinta.
Puisi Ramadhan Yang Sedih
Ramadhan telah tiba lagi
Tak terasa setahun sudah berlalu
Duduk termenung pada hari ini
Rupanya sudah tua usiaku.
Belum banyak amal ibadah
Yang kupersembahkan pada-Nya
Ku terima segala nikmat-Nya
Sedangkan saya mengirimkan dosa.
Bulan kudus Ramadhan
Janji di hati buat berubah
Kepadanya saya memohon
Mengampuni segala galat.
Khilaf dan Dosa
Ya Allah Ramadhan-Mu sudah balik
Mengapa jiwaku yg begitu sepi
Tertutupi debu-debu dosa
Dipenuhi nafsu angkara murka .
Diantara milyaran manusia
Inilah aku seseorang hamba
Yang berjalan tertatih-tatih
Menujumu walaupun sedih.
Aku tahu Engkau penyayang
Namun diriku mengabaikan
Aku tahu azab yg Pedih
Tetapi diriku sibuk menggunakan dunia ini.
Ampunilah dosa-dosaku
Khilaf & dosa yang menggunung
Kepada siapa lagi saya mengadu
Aku tersesat hatiku gundah.
Pada-Mu pula aku pulang
Meletakkan segala Harapan
Perih hati lantaran dosa
Yang kuharap adalah ampunan.
Ramadhan Harapan
Ketika senja telah tiba
Ramadhan berkah mulai menyapa
menjadi sebuah harapan tuk segenap, semua manusia.
Letih telah jiwa ini
Menapaki hari-hari
Bergelimang dengan dosa
Membuat jiwa penuh nestapa.
Kuatkan diriku buat hijrah
Tancapkan keyakinan dalam diri hamba
tentang janjimu yang Engkau sampaikan.
Bahwa betapapun aku berdosa
Kan kau berikan ampunan.
Harapan Tuk Berbagi Maaf
Bulan kudus sudah datang
Keberkahan telah menjelang
Ketika senja memerah
Di situlah awal bulan puasa.
Dari hati yg paling dalam
Kami sekeluarga mengucapkan
Marhaban Ya Ramadhan
Kepada saudara mohon kemaafan.
Mari sambut bulan yg suci
Bersihkan diri menurut iri dengki
Ganti dengan afeksi
Kepada sesama kita mendoakan.
Kumpulan Puisi Ramadhan 2020
Menyambut bulan Ramadhan, dan tentunya gembira. Inilah bulan di mana dibuka pintu nirwana.
Alangkah betapa mereka yg berbuat dosa, tak merasakan nikmatnya bulan mulia.
Janganlah kita angkuh. Bukankah sementara waktu lagi kejayaan kita akan runtuh?
Berikut ini puisi menggunakan aneka macam tema pada bulan orang Ramadhan. Semoga menggunakan puisi ini akan menambah semangat beribadah.
.
.
Inilah Hamba-Mu
Ya Allah
Inilah hambaMu tiba pulang
Dengan jiwa yang penuh luka
Dipenuhi menggunakan debu-debu dosa.
Aku tersesat jauh sekali
Kusangka dirimu mengejar kebahagiaan
Rupanya hanya fatamorgana
Dan pula kesengsaraan.
Semakin jauh dari diri-Mu
Semakin jauh menurut ketenangan
Hanya bersahabat dengan kegelisahan
Dan Ambisi yg tidak pernah padam.
Kemana lagi kaki melangkah
Sedangkan umur terus mengajar
Raga semakin tergerus usia
Tak usang lagi datang senja
Kepada-Mu juga saya balik
Entah esok atau lusa
Tak mampu saya balik
Kepada alam dunia.
Selanjutnya:
Ramadhan Bikin Nangis
Puisi Idul Fitri
.
.
Meskipun dalam keadaan yg memprihatinkan, tetaplah kita bersyukur. Semoga perpaduan puisi ramadhan pada atas, salah satu cara buat menghibur.