Nilai Moral atau Nasehat Dari Bait Syair Perahu Hamzah Fansuri

Syair Perahu adalah syair karya seseorang pujangga bernama Hamzah Fansuri. Beliau dilahirkan dalam akhir abad ke-16 di Sumatera Utara.

Syair perahu merupakan sangat dikenal. Di dalamnya masih ada banyak sekali nilai moral atau nasehat.

Yakni kebijaksanaan pada mengarungi kehidupan pada dunia.

Inilah beberapa bait dari syair perahu.

1. Syair Perahu karya Hamzah Fansuri

Bait 1

Inilah gerangan suatu madah

mengarangkan syair terlalu latif,

membetuli jalan loka berpindah,

pada sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Bait 2

Wahai belia kenali dirimu,

adalah perahu tamsil hidupmu,

tiadalah berapa lama hidupmu,

ke akhirat juga abadi hidupmu

Bait 3

Hai muda arif-budiman,

hasilkan kemudi menggunakan panduan,

indera perahumu juga kerjakan,

itulah jalan membetuli manusia.

Bait 4

Perteguh pula indera perahumu,

hasilkan bekal air & kayu,

dayung pengayuh taruh pada situ,

agar laju perahumu itu

Bait 5

Sudahlah output kayu & ayar,

angkatlah juga sauh dan layar,

dalam beras bekal jantanlah taksir,

niscaya paripurna jalan yg kabir.

Dua. Nilai Moral dan Nasehat Syair Perahu

Nilai moral dan nasehat: Syair perahu berisikan nasehat agar insan memperbaiki tujuan hidup supaya sampai ke negeri akhirat. Agar sampai perlu juga menyiapkan bekal, baik mental maupun spiritual karena dalam perjalanan ke sana banyak sekali halang rintangan, maupun godaan.

Itulah nilai moral berdasarkan keseluruhan bait syair perahu pada atas.

Syair perahu merupakan syair keagamaan, pada mana isinya adalah wejangan supaya manusia memperhatikan siapa dirinya, hendak kemana tujuannya, dan bagaimana bekal supaya sampai ke tujuan yg sesungguhnya.

3. Nasehat Per Bait

Nasehat Bait 1

Inilah gerangan suatu madah

mengarangkan syair terlalu latif,

membetuli jalan loka berpindah,

pada sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Bait 1 syair bahtera berisikan nasehat mengenai jalan dan cara hidup, dari global pindah ke akhirat, & adalah nasehat dalam memperbaiki i?Tiqad, yakni niat.

Nasehat Bait 2

Wahai belia kenali dirimu,

adalah perahu tamsil hidupmu,

tiadalah berapa lama hidupmu,

ke akhirat juga abadi hidupmu

Nasehat yg disampaikan padai bait 2 ada beberapa hal:

  1. agar manusia mengenali siapa dirinya, yakni sebagai hamba Allah.
  2. tubuh kita bagaikan perahu, yang merupakan alat untuk kita naiki agar sampai ke tujuan.
  3. nasehat bahwa hidup ini sangat singkat, tidak akan lama hidup di dunia.
  4. penjelasan bahwa hidup ini pada akhirnya akan kembali ke akhirat yang kekal abadi.

Nasehat Bait tiga

Hai muda arif-budiman,

hasilkan kemudi menggunakan panduan,

indera perahumu juga kerjakan,

itulah jalan membetuli manusia.

Nilai moral ada bait ke-tiga berdasarkan Syair Perahu adalah supaya kita mempunyai panduan dalam hidup supaya nir melenceng dari tujuan. Dan mempunyai bekal jasmani agar sehat badan.

Intinya jangan hanya mementingkan rohani atau jasmani saja. Namun wajib punya bekal buat kedua-duanya.

Nasehat Bait 4

Perteguh pula indera perahumu,

hasilkan bekal air & kayu,

dayung pengayuh taruh pada situ,

agar laju perahumu itu

Nilai moral yang terkandung pada bait ke-4 artinya supaya kita mempertinggi iman & amal sholeh & meninggalkan dunia (zuhud) yg adalah wasilah buat mencapai akhirat. Dengan dua hal tadi, maka akan semakin cepat kita sampai ke derajat tinggi di akhirat.

Nasehat Bait 5

Sudahlah output kayu & ayar,

angkatlah juga sauh dan layar,

dalam beras bekal jantanlah taksir,

niscaya paripurna jalan yg kabir.

Nasehat yg terdapat dalam bait ke-lima merupakan bila telah beriman dan beramal shaleh, maka masukkan doa dan tawakal sehingga Allah meningkatkan kecepatan hamba pada meraih tujuan akhiratnya.

Selain itu ambilah dunia secukupnya saja, sekedar untuk bekal hidup.

Apabila seluruh itu dilakukan, maka cukuplah bekal dalam bepergian menempuh jalan yang kabir, yakni jalan ibadah pada kehidupan ini.

4. Biografi Hamzah Fansuri

Hamzah Fansuri merupakan penyair sangat terkenal di Nusantara. Beliau diperkirakan hayati pada abad ke-16.

Para pakar sendiri memperselisihkan darimana beliau dari. Ada yg mengatakan menurut Barus, Sumatera Utara.

Ada juga yg berkata beliau asal menurut Shahr Nahwi. Dan terdapat jua yg mengungkapkan asal dari Fansur. Oleh karena itu digelari dengan Fansuri.

Karyanya Syair Perahu sangatlah indah. Menggunakan perumpamaan yang sangat mudah dimengerti.

Oleh karena itu banyak dipakai oleh rakyat di masa itu buat mengajarkan anak-anaknya tentang kebijaksanaan agama ini.

Orang-orang tua dahulu akan mengajarkan nasihat melalui syair-syair yang dibacakan menggunakan melagukannya.

Hamzah Fansuri melahirkan karya-karya muda pada masa kesultanan Iskandar Muda Mahkota Alam yang memerintah negeri Aceh menurut tahun 1606-1636 M.

5. Karya-Karya Hamzah Fansuri

Asrar al-Arifin (Rahsia Orang yg Bijaksana)

Asr?R al-`?Rif?N (Rahsia Sekelian Orang yg Bersuluk)

Sharab al-Asyikin (Minuman Segala Orang yg Berahi)

Zinat al-Muwahidin (Perhiasan Sekalian Orang yang Mengesakan).

Syair Si Burung Pingai

Syair Si Burung Pungguk

Syair Sidang Fakir

Syair Dagang

Syair Perahu

Al-Muntah?

Di antara karya-karya di atas, Syair Perahulah yg paling kenal sang rakyat.

Terutama rakyat Melayu. Baik yg berdiam di Malayasia maupun Indonesia.

Syair Perahu adalah keliru satu syair panjang.

Apabila diteliti satu per satu dari baitnya, maka kita temukan bahwa sebenarnya Syair Perahu merupakan wejangan bagaimana agar seseorang kuat pada mengarungi lautan kehidupan.

Yang tujuan akhirnya adalah akhirat.

Di sana diceritakan jua akan banyaknya halangan dan rintangan selama seseorang ingin mencapai kebahagiaan akhirat.

6. Bapak Bahasa dan Sastra Melayu

Karena karya-karyanya yg memberi pengaruh luas, Hamzah Fansuri dikatakan menjadi Bapak Bahasa dan Sastra Melayu.

Syair-syair yang ditulisnya ditemukan dalam gulungan-gulungan.

Sayangnya tidak seluruh output karyanya bisa diselamatkan. Sebagiannya rusak dan nir sanggup terbaca.

Hamzah Fansuri memberikan rona baru dalam kesusasteraan Nusantara.

Hal ini karena beberapa hal.

Yang pertama, karena beliau mencantumkan namanya dalam setiap output karya.

Padahal pada masanya para sastrawan sangat sporadis mencantumkan namanya dalam karya yg dibuatnya.

Yang ke 2, rona baru dalam gaya sastra. Pada masa itu, sastra Arab & Persia sangatlah populer. Sehingga contoh syair maupun puisi mengikuti gaya penulisan sastra Arab dan Persia.

Tetapi Hamzah Fansuri mengkolaborasikan antara sastra Arab menggunakan keindahan bahasa Melayu. Sehingga terciptalah karya-karya yang sangat fenomenal.

Yang ketiga, bahasa serapan dalam karya sastra. Hamzah Fansuri sangat pintar dalam menggunakan istilah-istilah Arab. Sehingga bahasa Melayu semakin kaya kosakata.