100 Contoh Majas Personifikasi dan Pengertiannya

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang membuat benda seolah olah mereka hidup dengan memberikan sifat-sifat seolah mereka melakukan sesuatu layaknya manusia.

Personifikasi dari menurut istilah person, adalah insan.

Personifikasi berarti membuahkan benda meninggal seolah-olah seperti manusia. Jadi majas ini merupakan majas perbandingan.

Yakni membandingkan antara benda dengan manusia.

1. Majas Personifikasi Dalam Kalimat

Rembulan bersembunyi pada kembali ranting.

Di bawah ini beberapa model majas personifikasi pada kalimat.

1. Melambai

  1. Nyiur daun kelapa itu melambai sangat indah.
  2. Dedaunan di tepi pantai melambai-lambai kepada para pengunjung.
  3. Pita di rambut anak kecil itu melambai saat tertiup angin.
  4. Kerudung biru yang dikenakannya melambai-lambai.
  5. Setiap pulang, ia melihat nyiur melambai kepadanya.

2. Bernyanyi

  1. Pagi ini burung bernyanyi lebih riang.
  2. Nuri dan perkutut bernyanyi bersahut-sahutan.
  3. Ia menulis puisi sembari mendengarkan nyanyian alam.
  4. Ombak bernyanyi di tepi pantai.
  5. Burung kutilang bernyanyi di pucuk cemara.

Tiga. Bersembunyi

  1. Rembulan bersembunyi di balik awan.
  2. Rusa itu bersembunyi dari kejaran singa.
  3. Ikan-ikan bersembunyi di balik batu.
  4. Mentari bersembunyi di balik gunung nan tinggi itu.
  5. Tikus itu bersembunyi ke dalam lubang.

4. Bermain

  1. Burung-burung bermain di halaman masjid.
  2. Ikan bermain riang di kolam yang jernih itu.
  3. Kutilang bermain di pucuk pohon cempaka.
  4. Bayanganmu bermain di kepalaku.
  5. Taman itu tempat bermain anak-anak rusa.

5. Menari

  1. Kupu-kupu menari indah di antara bunga.
  2. Kunang-kunang menari di kegelapan malam.
  3. Anak-anak senang melihat rusa menari di taman.
  4. Pohon ilalang menari saat tertiup angin.
  5. Kaki hujan menari-nari ketika jatuh ke Bumi.

Lengkapi pengetahuan engkau menggunakan

Majas metafora,

Majas asosiasi,

Majas metonimia

Majas hiperbola

Majas Alegori

Majas Ironi

dua. Majas Personifikasi Dalam Puisi

Ombak menerjang & menenggelamkan kapal.

Penggunaan majas tidak terbatas pada kalimat.

Dalam menuliskan puisi, umumnya para penyair menggunaan majas.

Selain buat memperindah, majas berfungsi buat memperhalus cara penyampaian pesan.

Oleh karena itu, berikut adalah engkau bisa pelajari beberapa puisi yang pada dalamnya terdapat majas personifikasi.

1. Kupu-Kupu Yang Cantik

Kupu-kupu yang cantik

Engkau menari sepanjang hari

Di antara bunga-bunga yang berseri

Engkau menghiasinya laksana bidadari.

Aku kagum padamu

Pada caramu menikmati estetika

Pada tarianmu yg tidak kenal lelah

Pada rahasiamu yang penuh senang .

Saat kamu mengecup bunga

Kulihat terdapat rasa cinta

Saat kamu menjejahkan kaki

Di situlah ku memahami pesonamu.

2. Senja Yang Indah

Senja telah tiba

membawa rona merah

pada langitku yang amat cerah.

Dan di ufuk barat sana,

Senja membiarkan burung-burung

Terbang, menari, & menghiasinya:

Burung bangau yg pergi menuju sarang.

Sedangkan awan-awan

Begitu tipis, menghamparkan diri

Di bentangan langit yg mulai temaram.

Senja, oh senja

Betapa indahnya.

Tiga. Ombak Pantai

Betapa indahnya dirimu,

Berkejar-kejaran pada samudera

Lalu memecah pantai

Membuat tergoda setiap manusia.

Engkau bernyanyi

Di sepanjang pagi.

Engkau bersuara

Ketika datang ketika senja.

Engkau bergemuruh

Di sepanjang waktu.

Apabila dirimu

Mulai menyentuh bibir pantai

Di sanalah ada kebahagiaan.

Sebab ombak dan pantai

Tak pernah terpisah, sepanjang zaman.

4. Kunang-Kunang

Indahnya kunang-kunang

Menari menggunakan membawa cahaya

Sehingga malam sebagai jelas

Tariannya sangatlah mempesona.

Ingin kukatakan pada kunang-kunang

Bahwa hatiku ini sangatlah sayang

Ajaklah diriku terbang

Dengan sayap & cahaya terang.

5. Alam Desa

Jika saya pulang

Ke desaku yang permai.

Maka kulihat sawah membentang,

Memanggil diriku buat turun

Menginjak lumpurnya

Menanam benih padi

Yang telah disemai.

Alam desaku yang permai

Ia menaruh kenyamanan

Pada jiwa-jiwa yg tenang

Para petani sederhana.

Jika saya pulang

Ke desaku yang permai

Kurebahkan badan

Di gubuk mini di tengah ladang.

Dan kutatap langit yg biru

Yang memperlihatkan udara segar.

Desaku yang permai

Aku rindu buat selalu pergi.

100 Kalimat dengan majas personifikasi

Burung bernyanyi pada pagi hari.

Di bawah ini adalah model majas personifikasi.

Terdiri dari 100 kalimat menggunakan menggunakan majas tersebut. Semoga mampu membantu kita pada mempelajari, memahami, dan mengerti majas ini.

  1.  Angin bertiup kencang di sela-sela pepohonan.
  2. Daun-daun tua menunggu waktu untuk gugur ke muka bumi.
  3. Katak bernyanyi ketika hujan reda.
  4. Buku itu memberi banyak manfaat.
  5. Merapi memuntahkan lahar panas.
  6. Pipit berkicau di sawah petani.
  7. Hujan menjatuhkan diri ke pangkuan bumi.
  8. Suara adzan memanggil jiwanya untuk sembahyang.
  9. Ombak melantunkan puisi di alam semesta.
  10.  Malam menjatuhkan jubah hitam.
  11.  Mentari bangkit di ufuk Timur.
  12. Perahu itu membelah sungai Musi.
  13. Bintang-bintang telah menjernihkan pikirannya.
  14. Banjir bandang membawa petaka besar di desa ini.
  15. Malam datang membawa keheningan dan kesunyian.
  16. Harga-harga mulai merangkak naik.
  17. Pantai mengirimkan ombaknya yang sangat indah.
  18. Angin berbisik merdu di antara bambu.
  19. Senjapun menyembunyikan cahaya sang surya.
  20. Ketika malam berselimutkan gelap, semuanya sunyi.
  21. Buku itu mematahkan argumen lawan-lawannya.
  22. Rimba itu jadi tempat mengembara hewan liar.
  23. Melati mengedarkan keharuman yang sangat wangi.
  24. Cita-cita semakin mendekat dengan kenyataan.
  25. Masa lalu telah menghancurkan diri dari kenangan.
  26. Kapal-kapal membelah ombak dan gelombang.
  27. Batu karang itu sangat tegar menghadapi ombak lautan.
  28. Kesedihan tiba-tiba menyusup ke dalam hatinya.
  29. Angin berlalu begitu saja.
  30. Kini benih mulai merangkak menjadi sebatang pohon.
  31. Lukisan tersebut tersenyum indah pada peminatnya.
  32. Sebentar lagi malam meninggalkan kita.
  33. Sejarah menuliskan cerita orang-orang besar.
  34. Benteng batu itu menyerah juga di hadapan waktu.
  35. Capung-capung menari di atas sawah sebelum hujan tiba.
  36. Rembulan mengintip dari balik mendung.
  37. Sungai kecil itu turun dari atas bukit.
  38. Bebatuan diam membisu saat badai menerpa.
  39. Badai mengamuk tadi malam.
  40. Seekor kucing menyendiri di sudut kota.
  41. Hujan telah membersihkan udara.
  42. Mendung hitam mengirimkan pesan akan datangnya hujan.
  43. Langit terlihat sendu di pagi ini.
  44. Waktu telah mencampakan siapapun yang menyia-nyiakannya.
  45. Malam ini bulan tersenyum lebar.
  46. Akar pohon itu memeluk erat ke dalam bumi.
  47. Kulihat burung-burung bercengkrama satu sama lain.
  48. Petir menyambar sebuah pohon tua.
  49. Ombak besar menerjang perahu nelayan.
  50. Puting beliung mengamuk sehingga menghancurkan rumah.
  51. Penyakitnya telah mengggerogoti tubuhnya sehingga ia kurus kering.
  52. Kebakaran hebat melahap rumah-rumah penduduk.
  53. Malam tadi bulan menyapaku dengan cahaya indahnya.
  54. Terik mentari membakar kulit.
  55. Udara dingin menusuk hingga ke tulang.
  56. Gelombang besar menggulung perahu-perahu kecil.
  57. Matahari telah bangun dari tidurnya.
  58. Layang-layang menari di udara bebas.
  59. Sore ini langit terlihat sangat murung.
  60. Banjir menyapu habis segala yang dilewatinya.
  61. Dinginnya malam menggigit hingga diriku menggigil.
  62. Bunga-bunga tersenyum menghiasi taman yang indah itu.
  63. Derai hujan menghapus jejak kaki di jalanan.
  64. Asap rokok telah banyak memakan korban.
  65. Kunang-kunang berhamburan keluar.
  66. Jalan yang berlobang memakan banyak korban jiwa.
  67. Wajah alam begitu muram malam ini.
  68. Pagar itu berdiri tegak menjaga rumah mewah.
  69. Buku itu mengisahkan tentang cerita masa lalu.
  70. unga-bunga menyambut para pengujung taman itu.
  71. Asap rokok mengotori udara yang bersih.
  72. Aroma masakan itu menggoda selera makan.
  73. Kejadian itu membangkitkan kemarahan warga.
  74. Kembang-kembang berhias menyambut musim semi.
  75. Biji-bijian melantunkan kidung penuh misteri.
  76. Awan-awan berjalan ke mana saja angin membawanya.
  77. Dahan saling meliuk satu sama lain.
  78. Malam telah memejamkan matanya.